jual blog siap pakai

AKU MENANAM DIRI

Posted by Group Puisi on Thursday, January 17, 2013
AKU MENANAM DIRI

Tinggal pakaian selembar di tubuh,
ketika kutinggalkan rumah yang menabung sunyi.
Tiada tangan memberi salam, tiada sapa bagi lambaian;
maka selamat tinggal kenanngan-kenangan dan akan kupahat
di batu nisan. Tapi, di pemakaman mana sisa kenangan,
lambaian atau salam kutancapkan jadi prasasti.

Entahlah apa aku akan kembali menemui rumah sunyiku.
Menyalami tangan dan membalas lambaian dengan ucap,
padahal tiada perempuan menunggu serta anak-anak yang
sibuk mencari-cari petak umpet di beranda.
Aku luruhkan pakaianku yang tinggal selembar lalu melempar ke liang.
Tak ada mata, aku telajang menantang bulan muncul disela mataku.

Serupa seorang petualang,
berabad-abad aku mencari alamat rumah.
Aku rindukan lambaianmu,
mengenang salam yang kau ikrarkan
setiap pagi pagi dan petang sebelum
pintu tertutup dan lampu menyala.
Alangkah perih! Kurayu gemuruh badai
agar tersenyum pada perahu yang melintas.
Dadaku telah menyimpan dendamnya.
Tanganku sampai mulai memeluk pantai dalam telanjang.
Kutinggalkan pakaian selembar di tubuh,
ketika kau diamkan aku dalam rumah yang menabung sunyi.
Aku sendiri membaca peta, mengurai alamat tak tercatat.
Telah ucap ke dalam igau dan mimpi.

Aku tengah menanam diri

{ 0 comments... read them below if any or add one }

Post a Comment