TELAH KU LEPAS PAKAIAN SUNYIKU
Akhirnya pakaian kesunyian di tubuhku bertahun-tahun akan ku lepas.
Bulan depan, seorang pengeran tanah seberang meminang
dan akan membawaku naik istana impian. Kulihat bulan rekah
dan bintang selalu memainkan mata untukku, hingga terkenang
tahun-yahun kesunyian ditambah dua belas bulan tualang dari kamar
ke kamar di sejumlah kota atau tempat . . .
mohon restu, kataku. Kukirim ke sejumlah teman dan kekasih lama,
dikota kelahiran yang menanam jasad bunda. Di kota yang membuatku terlelap
dan terlunta: kehilangan jalan.
Tapi, kota juga yang menapaskan matahari yang sempat redup dalam dadaku.
Menari aku dalam bayangan Tuhan, seperti musa yang mengajari bagaimana
Mencintai-Nya. Akhirnya akan kulepas pakaian kesunyian dan pencarian.
Serupa hawa aku akan tersungkur di bawah kaki pangeran! Terimalah kekurangan
Segala, bisikku. Kukirim mohon restu dan ikhlas dari kalian
Yang pernah mencapai hatiku.
Lupakan hari-hari kenangan. Hapus pulau-pulau yang membuatku mabuk,
Coret jalan-jalan yang membuat kalian lupa keabadian.
Pelaminan dan istana im[ian akan selalu bercahaya dengan getar Cinta.
Lalu kenang beratus ciuman yang pernah kuikhlaskan melekat dalam cintamu.
Tapi, usah kau jadikan sejarah karena silsilah tak lagi menandai kita.
Lampu kamar, bahkan telah benderang.
Akhirnya akan kuhidupkan lapion dalam tubuhku.
Aku akan setia menanti pangeran yang tiba dan melabuhkan perahu letihnya.
Serupa dermaga tua ku terima sauh, batapa pun perih!
Sudah siap dilamarmu kini!
Pakaian pengantin. Kkursi pelaminan, ranjang perkawinan terasa bersinar
Dalam mataku. Aku sepenihnya akan melangkah, melupakan tanah bunda.
Mengenang gerimis yang menyambut pestaku
Telah kulepas pakaian sunyiku, pangeranku!
Home > Puisi Cinta > TELAH KU LEPAS PAKAIAN SUNYIKU

{ 0 comments... read them below if any or add one }
Post a Comment